Rabu, 11 Mei 2011

KoA KOMIK BUATAN INDONESIA!!!

Kategori:Buku-buku
JenisKomik & Novel Bergambar
Penulis:Is Yuniarto, John G. R, & Aswin A.




Knight of Apocalypse Trilogy

“Terang tidak akan hilang dalam kegelapan, karena dalam kegelapan lah terang akan terlihat sangat jelas”

Ada perasaan yang berloncatan ketika saya menemukan komik Knight of Apocalypse (KoA) yang ke-3 di kios buku langganan saya. Seperti suatu penantian yang akhirnya mendapatkan jawaban. Sudah lama saya tidak merasakan ekstasi seperti ini, apalagi perasaan ini muncul karena satu penantian panjang menunggu edisi penutup trilogi komik berjudul Knight of Apocalypse karya Is Yuniarto (story & art), John G. Reinhart (co writer & Bg designer), dan Aswin Agastya (original script). Sebuah komik karya anak bangsa di tengah minimalnya apresiasi masyarakat pada industri komik Indonesia.

KoA bercerita mengenai suatu kejadian di sebuah tata surya yang jauh, yaitu perseteruan besar antara Imperium Black Sun di planet Terra yang dipimpin oleh Garibaldi dengan sebuah persekutuan koloni-koloni yang bermarkas di planet Ares. Garibaldi bercita-cita untuk menyatukan seluruh alam semesta dibawah kekuasaannya sekali lagi. Untuk itu, dia membangkitkan 4 ksatria yang paling dipercayainya untuk memimpin pasukannya mewujudkan cita-citanya kembali. Garibaldi pernah mengalami masa jaya yang panjang didukung oleh 4 orang jendral yang dinobatkan sebagai ksatria suci Imperium Matahari 1000 tahun yang lalu setelah mengalahkan bangsa Draxonian dalam pertempuran besar terakhir melalui pengorbanan besar, 4 ksatria mengalami luka parah dan juga kematian penasihat utama Imperium.

Usaha yang kedua ini banyak mengalami kendala, salah seorang jendral yang dijuluki ‘yang tak terkalahkan’ desersi tidak lama setelah dia dibangkitkan dari tabung cryo sarkofagus, satu lagi berbalik melawan Garibaldi, ‘yang terkuat’ tewas dalam pertempuran, dan hanya satu yang tetap setia. Upaya Garibaldi bagaikan awan yang gelap menaungi planet Terra karena banyak hal yang tersembunyi dibalik agendanya bagaikan kulit di balik topengnya. Apakah upaya membawa kedamaian di dunia Terra yang dilakukannya adalah sebuah kebenaran?

Cerita ini bertumpu pada perjalanan Janus von Drache, salah seorang jendral Imperium Black Sun yang membangkang kepada Garibaldi. Setelah dijebak untuk dibunuh karena dianggap mulai terlalu kritis, dia hidup dan berjuang bersama orang-orang dari koloni Ares untuk melawan ekspansi pasukan Black Sun, mengembalikan ingatannya, memenuhi takdirnya sebagai tokoh yang membawa perubahan.

KoA adalah cerita yang kompleks dengan tautan antara satu segmen dengan segmen cerita yang sangat unik membentuk mozaik cerita yang sangat kaya. Berbagai misteri dalam cerita ini dibuka satu persatu pada saat yang tepat dan membentuk bagian cerita berikutnya. Salut kepada tim kreatif KoA dalam meramu cerita ini. KoA juga membuktikan bahwa rekan-rekan komikus Indonesia akhirnya mampu membuat sebuah cerita dalam format komik yang sama kompleksnya dengan komik asing khususnya komik Jepang.

Penggunaan informasi tambahan yang muncul dalam jeda antar bab juga membuat pemahaman mengenai dunia KoA semakin lengkap. Pada awal cerita terdapat ‘time gap’ pada setting waktu, ternyata dengan bantuan paparan sejarah dan juga informasi antar bab, hal tersebut dapat terjembatani dengan cerdas oleh tim KoA. Tetapi hal yang sebaliknya juga terjadi, yaitu memunculkan efek samping yang cukup mengganggu. Ada beberapa hal kecil (minor detail) yang membuat greget cerita agak berkurang, padahal bila teraplikasikan dengan baik, informasi tersebut akan sangat memperkaya perjalanan cerita dan appeal para tokoh. Pada informasi tokoh, terdapat beberapa tokoh yang sebenarnya potensial memberikan ‘warna’ pada perjalanan cerita KoA lebih jauh seperti pada tokoh Kraz dan Regine/Ilumina (buku 3). Untungnya tidak mengganggu keseluruhan pesona dari KoA ini.

Saya berkeyakinan bahwa tim ini akan berkembang lebih jauh, khususnya dalam hal visualisasi cerita. Keyakinan ini muncul sejak KoA no 1 terbit. Sebuah lompatan besar dalam teknik visualisasi dari tim ini setelah Wind Rider terbit. Sehingga kekurangan-kekurangan dalam visualisasi adalah hal yang manusiawi dan merupakan proses pembelajaran. Permainan depth of field dalam gambar, fokus, komposisi panel, dan juga alur bertutur secara visual tim ini berkembang terus. Saya berharap judul berikutnya akan lebih baik lagi.

Sedikit masukan adalah, mengangkat ending cerita yang tanggung atau malah menjadi antiklimaks harus benar-benar diperhatikan. Terkait visualisasi cerita, kejelian tim komikus diuji disini adalah bagaimana memunculkan akhir cerita, apakah manis, getir, atau pahit. Bagaimana terjemahannya secara visual? Salah sedikit, ekstasi yang sudah dibangun sampai akhir akan sia-sia. Saya sangat senang dengan penyelesaian cerita yang sangat keseharian tetapi romantis saat Janus dengan Ilumina bisa ‘bersantai’ dengan mengutip dialog tertentu para tokoh tersebut di masa lalu. Tetapi kemudian gambar terakhir ditutup dengan visualisasi ‘berwarna’ dari pesta, rasanya akhir yang manis tersebut menjadi klise dan memunculkan keceriaan yang hambar. Ini yang agak saya sayangkan.

Terakhir, membawa partisipasi dan kontribusi dari sesama komikus, artis, maupun pembaca adalah hal yang sangat baik dan memunculkan perasaan ‘memiliki’ sebagai ikatan emosional yang tidak akan lekang oleh waktu. Tim KoA sangat berhasil membentuk ikatan ini dengan baik. Thumbs up 4 U guys!!! (Alvanov)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar