Rabu, 11 Mei 2011

Wind Rider (ELEX MEDIA KOMPUTINDO)

Kategori:Buku-buku
JenisKomik & Novel Bergambar
Penulis:Is Yuniarto-John G Reinhart



Bayangkan kalau ada kota yang melayang di angkasa dengan motor-motor udara yang berseliweran di sekitarnya... Sebuah Kota Fantasy? Bukan, itu adalah dunia Wind Rider, dimana manusia hidup di angkasa, tinggal di kota-kota yang melayang di langit karena daratan sudah tidak mampu menopang kehidupan karena awan asam akan merusak segalanya...

Tersebutlah dua orang tokoh, Roulette Otovic(pembersih awan asam) & Melvina Julikova(wartawan amatir) yang tidak sengaja bertemu di sebuah kota angkasa bernama Moskova. Pertemuan yang tidak nyaman ini berlanjut dalam usaha reportase Melvina akan kegagahan seorang jawara wind breaker, Griffen Vorkowski yang ternyata berkaitan dengan perseteruan antara 2 pihak yang memperebutkan harta karun di sebuah kawasan di muka bumi. Sepanjang petualangan, keduanya membangun hubungan saling menghargai, saling mendukung cita-cita dan impian, dan saling suka walaupun mereka sadar petualangan mereka bisa menghilangkan nyawa mereka.

Kemampuan pasangan komikus Surabaya ini dalam mengolah cerita perlu diberikan applaus karena satu persatu misteri cerita yang terkuak, seperti siapakah kubu yang berseteru tersebut, mewakili siapa dan kepentingan apa mereka berebut harta, kepedihan apa yang disimpan oleh masing-masing tokoh, sampai hakekat "Wind Rider" sendiri terjalin rapi hingga akhir cerita. Semuanya mengalir rapi dan enak tanpa ada yang dipaksakan muncul, tetapi lebih karena dibutuhkan oleh cerita pada saat itu.

Setting Rusia dan propertynya sangat menunjang dunia eksotik yang dibangun dalam Wind Rider ini termasuk keberadaan masing-masing tokoh cukup jelas dan mempunyai bobot yang sesuai... kecuali satu keanehan yang sedikit mengganggu saya secara pribadi yaitu munculnya tokoh pengawal dengan kostum Mexico diantara budaya "Rusia" yang dipakai itu, sedikit out of context. Tetapi secara keseluruhan pilihan nama, tempat, dan istilahnya terlihat bukan sekedar tempelan tetapi mempunyai makna yang dalam.

Visualisasi cerita cukup enak dan dengan gaya paneling yang dinamis mengajak pembaca untuk tidak melewatkan detil-detil yang disajikan. Agak sedikit disayangkan, beberapa momentum baik seperti saat Rou bercerita mengenai masa lalunya atau beberapa kemunculan yang sinematik tidak terolah dengan maksimal sehingga mengalir begitu saja. Dramatisasi cerita belum terbingkai dengan baik sehingga bocor dan tidak meninggalkan kesan mendalam.

Cerita yang panjang kadang membuat capai pembaca, kelihatannya sudah dipahami oleh pasangan komikus ini sehingga membagi cerita dalam beberapa bab dengan ending babak yang cukup "menggoda" pembaca untuk melanjutkan bacaannya. Bukan hal yang mudah untuk membagi cerita seperti ini, apalagi komikus muda kita umumnya tidak terbiasa seperti ini karena pola pembabakan seperti ini hanya bisa dilatih dengan baik bila ada format komik reguler seperti majalah, komik strip, atau sejenisnya. Usaha pembabakan cerita ini patut diberi perhatian lebih bagi komikus muda lainnya sebagai latihan untuk strategi bercerita yang baik... walaupun dalam komik ini konsistensi jumlah halaman setiap babak belum bisa dipegang kelihatannya.

Gaya visual yang sangat terpengaruh oleh manga terlihat jelas dan cukup pas dengan cerita yang dibuat. Hanya saja kematangan dalam menarik garis & mengolah visual masih harus diasah lagi. Kesan kotor dan kadang terkesan tidak selesai muncul dibeberapa tempat cukup untuk mengurangi penilaian positif di awal membaca. Kami sangat berharap pasangan komikus ini tidak berhenti pada satu karya saja, tetapi memunculkan karya-karya lain yang lebih menawan dan lebih eksotis.

Berdasarkan kabar terakhir, tim komikus Wind Rider sedang berkonsentrasi untuk membuat game Wind Rider yang dapat dibaca lebih lanjut disini: http://www.windridercomic.com/content.php

Wassalam,
Martabak'ers-Alva

Tidak ada komentar:

Posting Komentar